CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

RezmuttKimutt!

Sabtu, 15 November 2014

Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda

 Masa Pemerintahan Republik Bataaf

Republik Batavia (bahasa BelandaBataafse Republiek) adalah nama suatu republik yang didirikan di Belanda antara tahun 1795 sampai dengan 1806, yang bentuknya mengikuti model Republik Perancis. Republik Batavia diproklamasikan pada 19 Januari 1795, yaitu sehari setelah walinegara Willem V van Oranje-Nassau melarikan diri ke Inggris. Kemudian pada tanggal 4 Maret, sebuah pohon simbol kebebasan ditanam di depan Balai Kota Amsterdam.
Pada tahun 1795 terjadi peubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum patrir. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: Liberti (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite (persaudaraan). Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Prancis itu maka kaum patriot menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795 pasukan Perancis yang menyerbu Belanda. Raja Willem V  melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai Perancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan Republik Bataaf (1795-1806). Sebagai pemimpin RePUBLIK Bataaf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte. Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di Kota Kew. Raja Willem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengan “ surat-surat Kew”. Isi perintah itu adalah aga para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Perancis. Dengan “surat-surat Kew” itu pihak Inggris bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa dareha Hindia seperti Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1796. Inggris juga memperkuat armadanya untuk melakukan blokade terhadap Batavia..
Pihak Perancis dan Republik Bataaf juga tidak ingin ketinggalan untuk segera mengambil alih eluruh daerah beka kekuasaan VOC di Kepulauan Nusantara. Karena Republik Bataaf ini merupakan vassal dari Perancis, maka kebijakan-kebijakan Republik Bataaf untuk mengatur pemerintahan di Hindia maih juga terpengaruh oleh Perancis. Kebijakan yang utma bagi Perancis waktu itu dalah memerangi Inggri. Olh karena itu, untuk mempertahankan Kepulauan Nusantara dari serangan Inggri diperlukan pemimpi yang kuat. Ditunjuklah seprang muda dari kaum patriot untuk memimpin Hindia,yakni Herman Williem Daendels. Ia dikenal sebagai tokoh muda yang revolusioner.




 Pemerintahan Herman Williem Daendels

D
aendels (Herman Willem Daendels.) adalah Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia (Jakarta) tahun 1807-1811. Ia menggantikan Gubernur Albertus Wiese sebagai Gubernur Jendral ke-36, julukan Daendels adalah Jendral Guntur, Maarschalk en Gouverneur General van Indie dan Mas Galak. Nama lengkap Daendels adalah Herman Willem Daendels, ia adalah ketua partai Patriot yang aktif dalam bidang politik dan banyak membantu Louis Bonaparte (raja Belanda, adik Napoleon Bonaparte). Di Belanda ia dikenal sebagai pengacara dan menduduki jabatan tinggi dalam kemiliteran. Pada tanggal 18 Februari 1807, raja Belanda, Louis Bonaparte mengangkat Daendels menjadi Gubernur di Batavia. Julukan Jendral Guntur dan Mas Galak diperoleh karena Daendels memiliki sifat gila kuasa, gila hormat, keras kemauannya dan menjalankan kekuasaannya dengan tangan besi. Di tangannya, ribuan orang Indonesia menemui ajalnya. Karena pembangunan jalan raya pos, namanya jadi mendunia.
Tugas Pokok Deandels
1.     Mempertahankan pulau jawa dari serangan
Inggris.
2.    Mengatur pemerintahan
di Indonesia dan
membereskan keuangan (Perekeonomian).

Penjajahan Daendels


K
ebijakan Masa Penjajahan Belanda I di Indonesia - Tahun 1807-1811, Indonesia. dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte, penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis).
 Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Indonesia (1808-1811). Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan. 
Adapun langkah-langkah yang ditempuh Daendels sebagai berikut.
a. Membentuk tentara gabungan atau armada militeryang kuat yang terdiri atas orang-orang Bugis, Makassar, Bali, Madura, dan Ambon.
b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.
c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.
d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Merak.
e. Memperbaiki struktur pemerintahan
f. Menggalakkan penyerahan hasil bumi
g. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1100 km. 

Pembangunan jalan ini menyebabkan ribuan orang mati karena kelelahan, siksaan, kelaparan, dan penyakit. Daendels tidak pernah mau menghiraukan penderitaan rakyat sehingga ia mendapat julukan Jenderal Guntur.

Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya, tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. 

Tindakan dan kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya. Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah sistem tuan tanah di Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo.

Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.
 
Louis Napoleon sebagai penguasa negeri Belanda pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan pulau Jawa dari ancaman Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia. Daendels pada saat memerintah Indonesia dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga mendapatkan sebutan "Marsekal Besi" atau "Jenderal Guntur".
Langkah-langkah yang ditempuh Daendels selama masa pemerintahannya antara lain sebagai berikut:

1). Melakukan Pembangunan Fisik
a. Membangun pabrik senjata.
b. Membangun benteng pertahanan.
c. Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara.
d. Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
e. Membangun jalan raya Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan "Jalan Raya Daendels".
Upaya Daendels untuk mewujudkan semua kegiatan pembangunan fisik tersebut memaksa rakyat Indonesia untuk kerja rodi atau kerja paksa, sehingga banyak rakyat Indonesia menjadi korban serta meninggal dunia karena kelehahan, kelaparan, dan terjangkit wabah penyakit.

2). Melakukan Pembangunan Ekonomi
a. Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
b. Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing.
c. Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (preanger stelsel).
d. Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya hanya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie).

Beberapa langkah yang ditempuh Daendels tersebut mendapat kritikan tajam, baik dari kalangan rakyat Indonesia maupun dari parlemen Belanda. Daendels dikritik karena dianggap telah melakukan tindakan kejam dan penyimpangan dalam bentuk menjual tanah milik negara kepada pihak swasta. Akhirnya, pada tahun 1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar