CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

RezmuttKimutt!

Kamis, 19 Februari 2015

Hukum Memutuskan Silaturahmi



Memutus tali silaturahim adalah sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Dalam QS an-Nisa ': 1, Allah berfirman, "Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahim."

Silaturahim Di antara hal-hal yang dia ingatkan adalah masalah silaturahim. Maka jika seseorang memutuskan silaturahim, Allah akan memutuskannya dari atas tujuh langit.
"Allah menciptakan rahim sebagai suatu yang lemah dan tergantung di arsy sebagaimana tersebut di dalam hadits shahih. Ia berkata, 'Ya Tuhan, ini adalah posisi yang meminta perlindungan kepada-Mu dari pemutusan hubungan.' Allah bertanya, Tidaklah engkau rela aku sambungkan orang yang menyambungkanmu dan aku putuskan orang yang memutuskanmu? ' Ia menjawab, "Ya." Allah lalu mengatakan, "Demikian itulah untukmu." Kemudian Allah menurunkannya ke bumi. Maka barangsiapa yang menghubungkannya, akan terhubung oleh Allah dan barangsiapa yang memutuskannya, akan diputuskan oleh Allah . "

Allah SWT berfirman, "Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS. Muhammad : 22-23) Jadi, orang yang memutuskan silaturahmi adalah seorang yang tuli, bisu, buta, dan tidak mengerti apa-apa.

Seorang yang memutuskan silaturahim akan mendapatkan laknat sebagaimana disebutkan dalam Kitabullah. Seorang yang memutuskan silaturahmi berarti melakukan kejahatan terbesar dalam sejarah setelah kejahatan meninggalkan shalat. Seandainya hujan turun dari langit itu akan meratai manusia kecuali orang yang memutuskan silaturahim. Seandainya rahmat dari sisi Tuhan Yang Maha Esa turun niscaya setiap orang akan mendapatkannya kecuali orang yang memutuskan silaturahim. Karena itulah, Rasulullah saw adalah orang yang paling menyambungkan silaturahmi.

Makna silaturahim bukanlah Anda menghubungkan hubungan dengan orang yang menyambung hubungan dengan Anda. Tidak, melainkan menghubungkan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan Anda, memaafkan orang-orang yang menzalimi Anda, dan memberi kepada orang yang tak mau memberi kepada Anda. Allah berfirman, " Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan. " (QS. Ar-Ra'du: 21) Dalam ayat lain dikatakan, "Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang -orang yang berbuat kebajikan. " (QS. Ali 'Imran: 134)


Wahai hamba-hamba Allah, silaturahim termasuk perbuatan yang paling penting dan itu dapat terwujud dengan melakukan ziarah (kunjungan), saling berhubungan, memberikan hadiah, dan mendoakan. Semoga Allah menyayangi kita dari atas tujuh langit. Tidaklah hujan menjadi tertunda melainkan karena dosa-dosa yang dilakukan dan tidaklah air menjadi kering melainkan karena aib- aib yang dikerjakan. Bila kita kembali kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia mengampuni dosa-dosa yang lahir maupun yang batin.

Manfaat Silaturahmi:


1. Mendapat Rahmat Allah
Menyambung tali silaturahmi itu hukumnya wajib, terutama bagi sesama muslim diharamkan untuk memutuskannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah:
"Tidak ada satu kebaikanpun yg pahalanya lebih cepat diperoleh dari silaturahmi, dan tidak ada satu dosapun yg adzabnya lebih cepat diperoleh, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi"
"Rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum, jika didalamnya ada orang yg memutuskan silaturahmi"

2. Fasilitas Rezeki dan Umur yang Panjang
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas ra, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, "Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq 'alaih]

3. Masuk Surga
Ali ra meriwayatkan dalam sebuah hadist, "Barangsiapa yang mengambil tanggung jawab atas suatu hal, aku akan menjamin baginya empat hal. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan diperpanjang, teman-temannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dipalangkan, dan aman masuk ke dalam surga. (Kanzul 'Ummal).
Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di dunia berupa: kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya dipanjangkan, rumahnya dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik, dicintai Allah dan dicintai keluarganya.
Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan mendapat balasan surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, "Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga". Rasulullah menjawab; "Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahmi". (HR. Bukhari).


Azab Bagi yang Memutuskan Silaturahmi:

  1. Neraka [Tempat Kembali yang Buruk]
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan dalam surat Ar-Ra'du ayat yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). " 

  2. Dijadikan buta dan tuli 
Allah Subhanahu wa Ta'ala apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan silaturahim kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. "(Muhammad: 22-23)

 3. Orang yang memutuskan tali silaturahim segera mendapatkan azab di dunia dan akhirat Dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu, dia mengatakan: Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akhirat, dari kezaliman dan pemutusan silaturahim. "(HR. Ahmad, 5/36, Abu Dawud, Kitabul Adab (43) no. 4901, dan ini lafadz beliau, At-Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah no. 1513, dan beliau mengatakan hadits ini shahih, Ibnu Majah dalam Kitab Az-Zuhd bab Al-Baghi, no. 4211


Bayangkan saja apa hak kita untuk membenci saudara kita, kita sesama manusia terlihat sombong di hadapan Allah karena memutuskan tali silatuhrahmi kita kepada teman sahabat atau orang lain, sedangkan Allah tak pernah membenci hamba-Nya.
Belum tentu kita bisa hidup tanpa bantuan mereka, begitupun dengan rezeki yang akan kita terima mungkin saja besok atau lusa rezeki itu harus melalui perantara orang yang kita benci. Maka dari itulah kita tidak boleh membenci satu sama lain apalagi menjelek-jelekkannya kepada orang lain. Karena apapun tentangnya kita pasti tidak suka entah itu baik atau buruknya, dan kita lebih tertarik kepada hal negatifnya dari positifnya, Perbaiki? Dan perlu diingat Memaafkan itu baik tapi meminta maaf itu jauh lebih baik. Semoga kita tidak menjadi hamba-hamba yang tidak terputus dari-Nya Sekian wassalam! :)























Tidak ada komentar:

Posting Komentar