Hello Readers kali ini aku bakalan bagiin tugas aku yang udah selesai yaitu Makalah '' Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam berbagai Kehidupan . Kalo kalian baru dapet tugas ini kalian boleh intip nih itung2 bagi ilmu heheh
MAKALAH
DAMPAK
KEDATANGAN SAUDARA TUA
DALAM
BERBAGAI KEHIDUPAN
Oleh :
Rezki
Mutmainnah Ishar
20
/ 6850
XI
MIPA 1
SMA
NEGERI 4 WATAMPONE
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat
dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan berupa makalah yang
berjudul
"
Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam berbagai kehidupan ".
Sumber
dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi yang
didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber
lainnya. Diantara sumber-sumber tersebut kami susun, semua informasi dan
fakta yang sesuai dengan makalah ini, sehingga menurut kami data-data di dalam
makalah ini sudah cukup akurat.
Dalam
penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang saya temui namun saya
berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata
jika ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca
mohon dimaklumi. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan lebih
mengetehaui sejarah dari negara kita yang tercinta.
.
Watampone,
7 Maret 2015
Penyusun
Rezki
Mutmainnah Ishar
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
............................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN ........................................................................... 2 1. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
dalam
Bidang Politik .............................................................................. 2
2. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
dalam
Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi .......................................... 2
3. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
dalam Bidang Pendidikan .............................................................................. 2
4. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
dalam Bidang Birokrasi dan Militer ..................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 3
1. Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Politik ............... 3
2. Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi ........................................................................................ 4
3. Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Pendidikan ..... 5
4. Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi
dan Militer ....................................................................................... 5
BAB
IV PENUTUP ........................................................................................ 7
A.
Kesimpulan .................................................................................................... 7
B.
Saran ................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 – 1945) Pendudukan
Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur
Raya. Untuk mewujudkan cita – cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut
di Pearl Harbour,Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan
invasi militer Jepang cepat merambat ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan
Januari – Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur,
Balikpapan, Pontianak dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil
menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando
gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian
Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wave ll dan berpusat di
Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk
Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5
Maret 1942 kota Batavia jatuh ketangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret
1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang. Upacara penyerahan kekuasaan
dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam
upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van
Starkenbourgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal
Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah
Jepang. Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan
pada dua hal, yaitu :
1.Menghapus
pengaruh–pengaruh Barat dikalangan rakyat Indonesia
2. Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur
Raya. Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi
sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat
pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat
melalui janji – janji maupun kekerasan. Pendudukan Jepang di Indonesia juga
merupakan akibat kemajuan industri negara Jepang yang tidak di barengi dengan
ketersediaan bahan baku yang menunjang. Untuk keperluan industrinya Jepang
mencari daerah-daerah penghasil bahan baku di Asia Pasifik termasuk Indonesia.
Semakin berjalannya penjajahan Jepang muncullah berbagai dampak dari penjajahan
tersebut dalam berbagai kehidupan.
BAB
II
PERMASALAHAN
1. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia
dalam Bidang Politik?
2. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi?
3. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di
Indonesia dalam Bidang Pendidikan?
4.
Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi
dan Militer?
BAB
III
PEMBAHASAN
1.
Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Politik
Di bidang
politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa Belanda
dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang, Jepang juga melarang semua rapat dan kegiatan politik. Struktur
pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang, misalanya desa dengan Ku dipimpin oleh Kuncho, kecamatan
dengan So dipimpin oleh Soncho, kawedanan
dengan Gu dipimpin oleh Guncho, kotapraja
dengan Syi dipimpin oleh syicho, kabupaten
dengan Ken dipimpin oleh Kencho, dan
karesidenan dengan Syu dipimpin oleh
Syucho. Pada tanggal20 Maret
1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua
bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU No. 2 Jepang
mengendalikan seluruh organisasi nasional. Selain itu, Jepang juga
melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara
membentuk organisasi gerakan 3A dan Putera. Dengan semboyan 3A (Jepang pemimpin,
Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia) Serta mengajak untuk bergabung
tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta
Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai
tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa)
merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter,
pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi
kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang).
Pemerintah Jepang pun menjanjikan kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia yang diucapkan oleh PM Tojo dalam kunjungannya ke Indonesia
pada september 1943. Kebijakan politik jepang yang sangat keras itu secara diam-diam para tokoh mencoba memanfaatkan fasilitas yang
dimiliki Jepang untuk tujuan politis itu
membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terutama kaum nasionalis dan
para pemuda untuk segera mewujudkan cita-cita mereka, yaitu Indonesia merdeka.
2.
Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi
Untuk
membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia
untuk mengeksploitasi ekonomi secara besar-besaran
baik terhadap sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan perang Jepang.
Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan. Pengerahan tenaga
kerja yang mulanya sukarela lama-lama menjadi paksaan.
Para pekerja Romusa itu
diperlakukan dengan kasar dan kejam. Mereka tidak dijamin kehidupannya, kesehatan
dan makan tidak diperhatikan. Banyak pekerja romusa yang jatuh sakit dan
meninggal. Untuk mengembalikan citranya, Jepang menyebut pekerja Romusa sebagai
pahlawan pekerja atau prajurit ekonomi.
Saat itu kondisi
masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani
menjadi pekerja romusa. Gelandangan di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta,
Bandung dan Semarang semakin tumbuh subur. Tidak jarang mereka mati kelaparan
di jalanan atau di bawah jembatan. Penyakit kudis menjangkiti masyarakat.
Barang-baramg keperluan sulit didapatkan bahkan masyarakat menggunakan karung
goni sebagai bahan pakaian mereka. Obat-obatan pun sangat sulit didapatkan.
Semua objek vital dan alat-alat
reproduksi seperti perkebunan-perkebunan, bank-bank,
pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, telekomunikasi dan lain-lain
dikuasai Jepang dan diawasi ketat. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang
sepenuhnya oleh Jepang. Untuk mengawasi penduduk atas
terlaksananya gerakan-gerakan Jepang maka dibentuklah tonarigumi (rukun
tetangga) sampai ke pelosok pelosok pedesaan. Dengan demikian sumber daya
manusia rakyat Indonesia khususnya di Jawa dimanfaatkan secara kejam untuk
kepentingan Jepang seperti memperbaiki jalan,saluran air, atau menanam pohon
jarak.
Pada jaman
pendudukan Jepang komunikasi di Indonesia mengalami kesulitan komunikasi .Media
massa seperti Surat kabar, radio, maupun majalah diawasi dengan ketat dan
dikendalikan oleh Jepang. Setiap upacara bendera
dilakukan penghormatan kearah Tokyo dengan membungkukkan badan 90 derajat yang
ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika. Jepang bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyat.Seringkali
Rakyat yang tidak bersalah ditangkap,ditahan dan disiksa. Kekejaman itu
dilakukan oleh kempetai (polisi militer Jepang). Banyak gadis dan perempuan
ditipu untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan,tetapi ternyata hanya
dipaksa untuk melayani para kompetai..
Banyak
gadis dan perempuan ditipu untuk bekerja sebagai perawat atau
disekolahkan,tetapi ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kompetai. Para
gadis dan perempuan tersebut di sekap dalam kamp-kamp yang tetutup sebagai
wanita penghibur.
3.
Dampak
pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Pendidikan
Zaman pendudukan Jepang, pendidikan di Indonesia
mengalami kemerosotan drastis, jika dibandingkan zaman Hindia Belanda. Jumlah
sekolah dasar (SD) menurun dari 21.500 menjadi 13.500 dan sekolah menengah dari
850 menjadi 20. Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang. Mereka juga harus
mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar digunakan di semua sekolah dan dianggap
sebagai mata pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang diberikan sebagai mata
pelajaran wajib. Sementara itu, perkembangan perguruan tinggi benar-benar
mengalami kemunduran. Satu hal
keuntungan pada masa Jepang Oleh Jepang sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan
dijadikan tempat indoktrinasi. Melalui pendidikan dibentuk kader-kader untuk
memelopori dan melaksanakan konsepsi Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Sistem
pengajaran dan struktur kurikulum ditujukan untuk keperluan Perang Asia
Pasifik. Namun bagi bangsa Indonesia tugas berat itu merupakan persiapan bagi
pemuda-pemuda terpelajar untuk mencapai kemerdekaan. Serta para pelajar juga
dianjurkan untuk masuk militer. Mereka dilatih baris berbaris dan perang. Latihan
militer itu kelak sangat berguna bagi bangsa Indonesia dalam menggapai
kemerdekaan.
4.
Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi dan Militer
Dalam bidang birokrasi, Pada pertengahan tahun 1943, kedudukan Jepang dalam
Perang Pasifik mulai terdesak, dengan dikeluarkannya UU No.27 tentang aturan
Pemerintah Daerah dan UU No.28 tentang aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu
Syi, maka Jepang mendatangkan tenaga sipil dari Jepang di Jawa
untuk melakukan tujuan reorganisasi Jepang, yang menjadikan Jawa sebagai pusat
perbekalan perang di wilayah selatan. Dalam hal ini Jepang juga memberi
kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam
pemerintahan negara. Sesuai dengan undang undang itu, seluruh kota di Jawa dan
Madura kecuali Solo dan Yogyakarta, dibagi atas syu,syi,ken,gun,son,dan ku.
Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk Badan Pertimbangan
Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa (Syi
Sangi In).
Daerah pemerintahan yang tertinggi yaitu Syu yang luas wilayahnya sebesar
karesidenan, namun fungsinya berbeda.
Syu adalah pemerintah otonomi dibawah shucokan yang berkedudukan sama
dengan gubernur. Dibentuk juga Chou Sangi
yang fungsinya tidak jauh berbeda Volkstraad hanya saja chou sangi tidak dapat
dilakukan kritik pemerintah dengan bebas.
Atas undang-undang yang dikeluarkan
Jepang, banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam
pemerintahan, seperti Prof. Dr. Husein Jayadiningrat sebagai Kepala Departemen
Urusan Agama (1 Oktober 1943) dan pada tanggal 10 November 1943 Sutardjo
Kartohadikusumo dan R.M.T.A. Surio masing-masing diangkat menjadi Kepala
Pemerintahan (Syikocan) di Jakarta dan Banjarnegara. Di samping itu, ada enam
departemen (bu) dengan gelar sanyo, seperti Ir. Soekarno, Departemen Urusan
Umum (Somubu), Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid, Biro Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Dalam Negeri (Naimubu-Bunkyoku), Dr. Mr. Supomo, Departemen
Kehakiman (Shihobu), Mochtar bin Prabu Mangkunegoro, Departemen Lalu Lintas
(Kotsubu), Mr. Muh. Yamin, Departemen Propaganda (Sendenbu), Prawoto
Sumodilogo, Departemen Ekonomi (Sangyobu). Dengan demikian masa pendudukan
Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat besar dalam birokrasi
pemerintahan.
Tahun 1943 merupakan tahun dimana situasi Perang Asia Pasifik mulai
berubah.
Sikap ofensif Jepang beralih ke
defensif. Jepang menyadari bahwa untuk kepentingan perang perlu dukungan dari
penduduk masing-masing daerah yang didudukinya. Itulah sebabnya, Jepang mulai
membentuk kesatuan-kesatuan semimiliter dan militer untuk dididik dan dilatih
secara intensif di bidang militer. Di Indonesia ada beberapa kesatuan
pertahanan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang, seperti berikut.
a. Kesatuan Pertahanan Semimiliter
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
2) Keibodan (Barisan
Pembantu Polisi)
3) Fujinkai (Barisan
Wanita)
4) Jibakutai (Barisan
Berani Mati) dan lainnya.
b. Kesatuan Pertahanan Militer
1) Heiho (Pembantu
Prajurit Jepang)
.2) Peta ( Pembela Tanah
Air)
Dengan demikian, pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat
besar dalam bidang kemiliteran. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam organisasi,
baik semimiliter maupun militer menjadi pemuda-pemuda yang terdidik dan
terlatih dalam kemiliteran. Hal ini sangat penting artinya dalam perjuangan,
baik untuk merebut kemerdekaan, maupun untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
BAB IV PENUTUP
1.
Kesimpulan
Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama hingga
berabad-abad, Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun.
Pemerintah penjajah tidak hanya mengakibatkan penderitaan pada rakyat Indonesia
pada saat itu tapi juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas umum
seperti jalan, jembatan, perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan
beberapa fasilitas lain yang dapat berguna sampai saat ini. Namun penjajahan
tetap saja harus dihentikan karena menimbulkan penderitaan bagi negara yang
dijajah, dan pihak negara yang menjajah akan semakin makmur.
2.
Saran
Dalam makalah ini, bukan tidak mungkin terjadi
kesalahan dalam pengetikan dan lain-lainnya saya berharap dapat dimaklumi dan saya
juga sebagai penulis berharap agar kita sebagai bangsa Indonesia dapat
memahami peristiwa sejarah mengenai Penjajahan Jepang di Indonesia serta dampak
dari penjajahan tersebut. Selain itu agar kita tetap menjaga dan melestarikan sumber
kekayaan alam seperti rempah-rempah dan yang lainnya, yang mana dahulu
bangsa Jepang memonopilinya, dan kita harus tetap menghormati jasa-jasa
pahlawan yang telah berjuang demi mempertahankan dan memerdekakan bangsa
Indonesia dari segala penjajahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kemendikbud.2014.
Sejarah Indonesia. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.