CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

RezmuttKimutt!

Sabtu, 16 Mei 2015

Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam berbagai Kehidupan

Hello Readers kali ini aku bakalan bagiin tugas aku yang udah selesai yaitu Makalah '' Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam berbagai Kehidupan  . Kalo kalian baru dapet tugas ini kalian boleh intip nih itung2 bagi ilmu heheh


MAKALAH
DAMPAK KEDATANGAN SAUDARA TUA
DALAM BERBAGAI  KEHIDUPAN


Oleh :
Rezki Mutmainnah Ishar
20 / 6850
XI MIPA 1

SMA NEGERI 4 WATAMPONE

TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan berupa makalah yang berjudul
" Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam berbagai kehidupan ".
Sumber dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi yang didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber lainnya. Diantara sumber-sumber tersebut kami susun, semua informasi dan fakta yang sesuai dengan makalah ini, sehingga menurut kami data-data di dalam makalah  ini sudah cukup akurat.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang saya temui namun saya berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca mohon dimaklumi. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan lebih mengetehaui sejarah dari negara kita yang tercinta.
.

Watampone, 7 Maret 2015
Penyusun



Rezki Mutmainnah Ishar



                                                                                                                                                i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR         ...........................................................................................     i
DAFTAR ISI             ......................................................................................................      ii
BAB I             PENDAHULUAN   ...............................................................................      1
BAB II            PERMASALAHAN    ...........................................................................      2          1.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia
dalam Bidang Politik          ..............................................................................      2
            2.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia
dalam Bidang Sosial-Budaya dan Ekonomi           ..........................................      2
3.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia
     dalam Bidang Pendidikan ..............................................................................      2
4.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia
      dalam Bidang Birokrasi dan Militer         .....................................................       2
BAB III          PEMBAHASAN      ..............................................................................      3
1.      Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Politik              ...............       3
2.      Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya  dan Ekonomi      ........................................................................................        4
3.      Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Pendidikan  .....         5
4.      Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi
 dan Militer           .......................................................................................         5

BAB IV          PENUTUP     ........................................................................................        7
   A.    Kesimpulan    ....................................................................................................        7
    B.     Saran  ................................................................................................................        7
DAFTAR PUSTAKA        ..........................................................................................        8


                                                                        ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 – 1945)                                             Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita – cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour,Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambat ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari – Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur, Balikpapan, Pontianak dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wave ll dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ketangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang. Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenbourgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah Jepang. Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu :
1.Menghapus pengaruh–pengaruh Barat dikalangan rakyat Indonesia                
2. Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji – janji maupun kekerasan. Pendudukan Jepang di Indonesia juga merupakan akibat kemajuan industri negara Jepang yang tidak di barengi dengan ketersediaan bahan baku yang menunjang. Untuk keperluan industrinya Jepang mencari daerah-daerah penghasil bahan baku di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Semakin berjalannya penjajahan Jepang muncullah berbagai dampak dari penjajahan tersebut dalam berbagai kehidupan.
                                                                                                                                       
BAB II
PERMASALAHAN

1.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Politik?
2.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya                            dan Ekonomi?
3.  Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Pendidikan?
4. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi
    dan Militer?


                                                                                                                                          
BAB III
PEMBAHASAN

1.              Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Politik

Di bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang, Jepang juga melarang semua rapat dan kegiatan politik. Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang, misalanya desa dengan Ku dipimpin oleh Kuncho, kecamatan dengan So dipimpin oleh Soncho, kawedanan dengan Gu dipimpin oleh Guncho, kotapraja dengan Syi dipimpin oleh syicho, kabupaten dengan Ken dipimpin oleh Kencho, dan karesidenan dengan Syu dipimpin oleh Syucho. Pada tanggal20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU No. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional. Selain itu, Jepang juga melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara membentuk organisasi gerakan 3A dan Putera. Dengan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia) Serta mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang).
Pemerintah Jepang pun menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh PM Tojo dalam kunjungannya ke Indonesia pada september 1943. Kebijakan politik jepang yang sangat keras itu secara diam-diam para tokoh mencoba memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Jepang untuk tujuan politis itu membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terutama kaum nasionalis dan para pemuda untuk segera mewujudkan cita-cita mereka, yaitu Indonesia merdeka.

                                                                                                                                              
2.              Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Sosial-Budaya dan     Ekonomi

Untuk membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia untuk mengeksploitasi ekonomi secara besar-besaran baik terhadap sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan perang Jepang. Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan. Pengerahan tenaga kerja yang mulanya sukarela lama-lama menjadi paksaan.
Para pekerja Romusa itu diperlakukan dengan kasar dan kejam. Mereka tidak dijamin kehidupannya, kesehatan dan makan tidak diperhatikan. Banyak pekerja romusa yang jatuh sakit dan meninggal. Untuk mengembalikan citranya, Jepang menyebut pekerja Romusa sebagai pahlawan pekerja atau prajurit ekonomi.
Saat itu kondisi masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani menjadi pekerja romusa. Gelandangan di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Semarang semakin tumbuh subur. Tidak jarang mereka mati kelaparan di jalanan atau di bawah jembatan. Penyakit kudis menjangkiti masyarakat. Barang-baramg keperluan sulit didapatkan bahkan masyarakat menggunakan karung goni sebagai bahan pakaian mereka. Obat-obatan pun sangat sulit didapatkan.
Semua objek vital dan alat-alat reproduksi seperti perkebunan-perkebunan, bank-bank, pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, telekomunikasi dan lain-lain dikuasai Jepang dan diawasi ketat. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh Jepang. Untuk mengawasi penduduk atas terlaksananya gerakan-gerakan Jepang maka dibentuklah tonarigumi (rukun tetangga) sampai ke pelosok pelosok pedesaan. Dengan demikian sumber daya manusia rakyat Indonesia khususnya di Jawa dimanfaatkan secara kejam untuk kepentingan Jepang seperti memperbaiki jalan,saluran air, atau menanam pohon jarak.
Pada jaman pendudukan Jepang komunikasi di Indonesia mengalami kesulitan komunikasi .Media massa seperti Surat kabar, radio, maupun majalah diawasi dengan ketat dan dikendalikan oleh Jepang. Setiap upacara bendera dilakukan penghormatan kearah Tokyo dengan membungkukkan badan 90 derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika. Jepang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat.Seringkali  Rakyat yang tidak bersalah ditangkap,ditahan dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan oleh kempetai (polisi militer Jepang). Banyak gadis dan perempuan ditipu untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan,tetapi ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kompetai..
Banyak gadis dan perempuan ditipu untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan,tetapi ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kompetai. Para gadis dan perempuan tersebut di sekap dalam kamp-kamp yang tetutup sebagai wanita penghibur.

3.              Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Pendidikan
Zaman pendudukan Jepang, pendidikan di Indonesia mengalami kemerosotan drastis, jika dibandingkan zaman Hindia Belanda. Jumlah sekolah dasar (SD) menurun dari 21.500 menjadi 13.500 dan sekolah menengah dari 850 menjadi 20. Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang. Mereka juga harus mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar digunakan di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang diberikan sebagai mata pelajaran wajib. Sementara itu, perkembangan perguruan tinggi benar-benar mengalami  kemunduran. Satu hal keuntungan pada masa Jepang Oleh Jepang sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan dijadikan tempat indoktrinasi. Melalui pendidikan dibentuk kader-kader untuk memelopori dan melaksanakan konsepsi Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Sistem pengajaran dan struktur kurikulum ditujukan untuk keperluan Perang Asia Pasifik. Namun bagi bangsa Indonesia tugas berat itu merupakan persiapan bagi pemuda-pemuda terpelajar untuk mencapai kemerdekaan. Serta para pelajar juga dianjurkan untuk masuk militer. Mereka dilatih baris berbaris dan perang. Latihan militer itu kelak sangat berguna bagi bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan.

4.                  Dampak pendudukan Jepang di Indonesia dalam Bidang Birokrasi dan Militer

Dalam bidang birokrasi, Pada pertengahan tahun 1943, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik mulai terdesak, dengan dikeluarkannya UU No.27 tentang aturan Pemerintah Daerah dan UU No.28 tentang aturan Pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi,  maka Jepang  mendatangkan tenaga sipil dari Jepang di Jawa untuk melakukan tujuan reorganisasi Jepang, yang menjadikan Jawa sebagai pusat perbekalan perang di wilayah selatan. Dalam hal ini Jepang juga memberi kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Sesuai dengan undang undang itu, seluruh kota di Jawa dan Madura kecuali Solo dan Yogyakarta, dibagi atas syu,syi,ken,gun,son,dan ku. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa (Syi Sangi In).


Daerah pemerintahan yang tertinggi yaitu Syu yang luas wilayahnya sebesar karesidenan, namun fungsinya berbeda.
Syu adalah pemerintah otonomi dibawah shucokan yang berkedudukan sama dengan gubernur. Dibentuk juga Chou Sangi yang fungsinya tidak jauh berbeda Volkstraad hanya saja chou sangi tidak dapat dilakukan kritik pemerintah dengan bebas.
Atas undang-undang yang dikeluarkan Jepang, banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan, seperti Prof. Dr. Husein Jayadiningrat sebagai Kepala Departemen Urusan Agama (1 Oktober 1943) dan pada tanggal 10 November 1943 Sutardjo Kartohadikusumo dan R.M.T.A. Surio masing-masing diangkat menjadi Kepala Pemerintahan (Syikocan) di Jakarta dan Banjarnegara. Di samping itu, ada enam departemen (bu) dengan gelar sanyo, seperti Ir. Soekarno, Departemen Urusan Umum (Somubu), Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid, Biro Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Dalam Negeri (Naimubu-Bunkyoku), Dr. Mr. Supomo, Departemen Kehakiman (Shihobu), Mochtar bin Prabu Mangkunegoro, Departemen Lalu Lintas (Kotsubu), Mr. Muh. Yamin, Departemen Propaganda (Sendenbu), Prawoto Sumodilogo, Departemen Ekonomi (Sangyobu). Dengan demikian masa pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat besar dalam birokrasi pemerintahan.
Tahun 1943 merupakan tahun dimana situasi Perang Asia Pasifik mulai berubah.
 Sikap ofensif Jepang beralih ke defensif. Jepang menyadari bahwa untuk kepentingan perang perlu dukungan dari penduduk masing-masing daerah yang didudukinya. Itulah sebabnya, Jepang mulai membentuk kesatuan-kesatuan semimiliter dan militer untuk dididik dan dilatih secara intensif di bidang militer. Di Indonesia ada beberapa kesatuan pertahanan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang, seperti berikut.
a. Kesatuan Pertahanan Semimiliter
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
3) Fujinkai (Barisan Wanita)
4) Jibakutai (Barisan Berani Mati) dan lainnya.
b. Kesatuan Pertahanan Militer
1) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
.2) Peta ( Pembela Tanah Air)
Dengan demikian, pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat besar dalam bidang kemiliteran. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam organisasi, baik semimiliter maupun militer menjadi pemuda-pemuda yang terdidik dan terlatih dalam kemiliteran. Hal ini sangat penting artinya dalam perjuangan, baik untuk merebut kemerdekaan, maupun untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

BAB IV PENUTUP

1.      Kesimpulan

Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama hingga berabad-abad, Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun. Pemerintah penjajah tidak hanya mengakibatkan penderitaan pada rakyat Indonesia pada saat itu tapi juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas umum seperti jalan, jembatan, perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan beberapa fasilitas lain yang dapat berguna sampai saat ini. Namun penjajahan tetap saja harus dihentikan karena menimbulkan penderitaan bagi negara yang dijajah, dan pihak negara yang menjajah akan semakin makmur.

2.      Saran
Dalam makalah ini, bukan tidak mungkin terjadi kesalahan dalam pengetikan dan lain-lainnya saya berharap dapat dimaklumi dan saya juga sebagai penulis berharap agar kita sebagai bangsa Indonesia dapat memahami peristiwa sejarah mengenai Penjajahan Jepang di Indonesia serta dampak dari penjajahan tersebut. Selain itu agar kita tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-rempah dan yang lainnya, yang  mana dahulu bangsa Jepang  memonopilinya, dan kita harus tetap menghormati jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang demi mempertahankan dan memerdekakan bangsa Indonesia dari segala penjajahan.



DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud.2014. Sejarah Indonesia. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar