CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

RezmuttKimutt!

Selasa, 21 April 2015

Praktikum Hubungan Indra Pembau dan Pengecap Dan Saraf Sensori

Hello Readers! Waktunyaa nugass yah bingung dengan tugasnya? hehe nih aku bagi karena kerjain tugas ni awalnya bingung tapi sejak nongkrong di om google kalo semuanya aja di internet rasanyaa aelahh n idup nih tenang bgt kalo ada tugas,langsung saja tah kebetulan nih tugas gue udah selesai jadi gw share.

PRAKTIKUM 9.5

HUBUNGAN INDRA PEMBAU DAN PENGECAP.    

IKOMPETENSI DASAR
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia ( saraf, endokrin, indra). 
II.                PENGALAMAN BELAJAR
Mengetahui hubungan antara indra pembau dan pengecap. 
III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Kain untuk menutup mata
2.      Alat penjepit hidung
3.      Alat tulis
4.      Berbagai macam buah dan bawang putih 
IV.             LANGKAH KERJA
1.      Tutuplah kedua mata temanmu yang berperan sebagai responden.
2.      Potonglah setiap bahan yang telah kamu siapkan, kemudian berikan satu persatu dari bahan tersebut pada respinden untuk dimakan. Setelah itu, mintalah responden tersebut menyebutkan nama buah yang dimakannya tersebut.
3.      Sekarang jepitlah hidung responden tersebut, kemudian berikan bahan yang telah kalian siapkan pada responden untuk memakannya. Sama seperti langkah nomor 2, maka mintalah responden untuk menyebutkan nama bahan yang telah dimakannya tersebut.
4.      Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel berikut ini. 
V.                DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan 

Nama Bahan
Rasa dalam keadaan


Mata Tertutup
Hidung Dijepit
Apel
Manis
Tidak terlalu manis
Jeruk
Manis dan masam
Sedikit masam
Rambutan
Manis
Manis
Kedondong
Masam
Masam
Belimbing
Masam
Masam
Bawang Putih
Pedas dan pahit
Pedas dan pahit

VI.             ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN 
1.      Apakah hasil  langkah kerja nomor 2 dan nomor 3 menghasilkan data yang sama?
Jawab : Pada hasil langkah kerja nomor 2 dan 3 menghasilkan data yang berbeda.2.      Adakah hubungan antara indra pembau dan indra pengecap? Jelaskan!
Jawab :  Ada , Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan papaya karena adanya organ pembau. 

VII.          KESIMPULAN
Indera pembau dan perasa mempunyai hubungan yang sangat kuat, tidak bisa bekerja masing-masing, mereka saling berkaitan dan saling membutuhkan.
VIII.       PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
         Indra pembau dan pengecap memiliki hubungan erat. Masakan atau bahan lain dapat dirasakan kenikmatannya karena ada kerja sama antara alat pengecap dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang.  Orang yang terkena flu (pilek) kurang  dapat menikmati masakan karena ujung-ujung saraf pembau terganggu.

PRAKTIKUM 9.6 
SARAF SENSORI 
I.                   KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, proses, dan kelenjar atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, indra). 
II.                PENGALAMAN BELAJAR
Membuktikan bahwa pada ujung jari banyak mengandung serabur saraf sensori. 
III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Beberapa potong es batu
2.      Lilin
3.      Korek api
4.      Kertas ampelas
5.      Kain flanel
6.      Jangka dengan kedua kakinya berujung tajam
7.      Kain penutup mata
IV.             LANGKAH KERJA
1.      Tentukan satu orang temanmu sebagai orang yang diberi perlakuan. Tutuplah kedua matanya.
2.      Pada ujung jari dan punggung temanmu tempelkan satu persatu (berturut-turut) masing-masing 2 detik: Es batu, jangka yang dipanaskan sebentar pada api lilin (hati- hati jangan terlalu panas agara tidak menimnulkan luka bakar), kertas ampelas dan yang terakhir kain flanel.
3.      Mintalah temanmu menyebutkan berbagai rasa setelah ia diberi perlakuan.
4.      Catatlah rasa yang disebutkan temanmu di dalam tabel berikut ini. 
V.                DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan 
Lokasi
Bahan
Rasa setelah perlakuan

Es batu
Dingin
Ujung jari
Jangka
Panas

Kertas Ampelas
Kasar

Kain Flanel
Halus

Es batu
Dingin
Punggung
Jangka
Panas

Kertas Ampelas
Kasar

Kain Flanel
Halus

VI.              ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN
1.      Dapatkah temanmu menyebutkan dengan benar rasa dingin, panas, kasar, dan halus pada ujung jarinya?
Jawab : Iya, responden dapat menyebutkannya dengan benar dan merasakannya.2.      Mengapa ia dapat merasakan hal tersebut?
Jawab : Karena pada kulit manusia terdapat ujung-ujung saraf peraba. Sel-sel saraf peraba tersebar tidak merata di seluruh permukaan kulit. Pada ujung jaring terdapat banyak sel saraf peraba, demikian pula pada telapak tangan,telapak kaki dan bibir. Rangsang panas dari jangka yang dipanaskan diterima oleh reseptor korpuskel ruffini, rangsang dingin dari es batu diterima oleh reseptor Krause, dan kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel diterima oleh reseptor korpuskel meissner.  Bila suatu rangsangan, mengenai tubuh kita maka, rangsangan tersebut akan diterima oleh ujung saraf peraba kulit selanjutnya rangsangan diteruskan oleh saraf sensori ke pusat peraba ke otak sehingga kita bisa dapat merasakannya.
3.      Bagaimana dengan pelakuan pada punggungnya?
Jawab : Ia juga dapat meyebutkannya dengan benar, seperti pada perlakuan ujung jari namun sedikit kesulitan untuk menyebutkan rasa panas.4.      Ketika jangka dengan lebar kaki 2 mm ditekan pada ujung jari dapatkah temanmu merasakan adanya dua titik yang berbeda?
Jawab :  Ya, responden dapat merasakan adanya dua titik yang berbeda.
5.      Ketika perlakuan jangka diberikan pada punggung, dapatkah temanmu merasakan adanya dua titik yang berbeda?Jawab : Tidak, responden tidak dapat merasakan adanya dua titik melainkan hanya merasakan adanya satu titik yang menekan.6.      Ketika jarak kaki jangka tersebut diperlebar, pada lebar kaki jangka berapa mm punggung dapat merasakan adanya dua titik?Jawab : Jarak kaki jangka diperlebar 6 mm sehingga lebarnya menjadi 8 mm dan kemudian ditekankan pada punggung, maka punggung dapat menyebutkan adanya dua titik yang berbeda meskipun agak sulit untuk dirasakan.


VII.          KESIMPULAN
Kulit kita peka terhadap rangsangan dari luar seperti panas/dingin dari es batu dan jangka yng di panaskan, kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel meskipun kita tidak melihat benda tersebut. Selain itu, kulit juga dapat merasakan tekanan yang dihasilkan dari dua ujung jangka karena kulit memiliki saraf paccini.Pada percobaan tersebut, ketika dua ujung jangka berjarak 2 mm ditekan pada jari dan punggung hanya jari yang dapat merasakan adanya dua titik. Kemudian setelah jarang kaki jangka diperlebar hingga 8 mm dan ditekan pada punggung, maka punggung  baru merasakan adanya dua titik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kulit pada jari dan kulit pada punggung memiliki kepekaan terhadap rangasangan yang berbeda. Jari lebih peka terhadap rangsangan dari pada punggung. Itu terbukti, karena pada ujung jari khususnya jari telunjuk memiliki banyak saraf-saraf peraba.
Terima kasih buat pengguna blog yang lain atas informasinya dan terima kasih juga buat para Readers :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar